Orang muda atau remaja adalah orang yang sedang mencari jati diri, dinamis, penuh kreativitas, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, daya eksplorasi dan potensi yang sangat besar. Tidak terkecuali orang muda yang beragama Katolik yang bersekolah di mana pun. Tetapi sebagai golongan minoritas yang berada di dalam lingkungan mayoritas, tidak jarang orang muda Katolik yang bersekolah di sekolah non Katolik mengalami banyak tantangan dalam kehidupan bersama. Pelajaran agama Katolik formal yang mereka dapatkan di sekolah belum mencukupi sebagai bekal lahirnya rasa bangga sebagai orang muda Katolik, untuk mengembangkan potensinya sebagai orang beriman, dan akhirnya menumbuhkan semangat untuk terlibat nyata dalam kehidupan bersama dalam masyarakat.
Tidak sedikit, anak-anak dari keluarga Katolik bersekolah di sekolah swasta non Katolik, pun sekolah negeri. Demikian juga di dalam lingkup paroki St. Martinus dan dalam lingkup Keuskupan Bandung. Keprihatinan yang muncul adalah bahwa mereka tidak mendapatkan pendidikan Agama Katolik sebagaimana di sekolah Katolik.
Karena keprihatinan ini, Gereja setempat memberikan perhatian khusus bagi mereka. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan pengetahuan keagamaan dan bertemu sebagai komunitas Katolik. Harapannya, mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri serta matang dalam iman.
Salah satu perhatian itu ada dalam bentuk wadah KSK (Keluarga Siswa Siswi Katolik), yaitu wadah bagi para siswa siswi Katolik yang bersekolah di SMA Negeri dan Swasta non-Katolik dan yang sederajat. Mereka berkumpul dalam wadah ini untuk mengadakan berbagai kegiatan bersama yang melibatkan mereka semua. Mereka melakukan berbagai kegiatan bersama, entah itu kegiatan rutin, ataupun kegiatan insidensial. Berbagai kegiatan dilakukan dengan tujuan untuk menjalin solidaritas di antara mereka sendiri dan juga sebagai sarana pembelajaran.
KSK hendak mengakomodasi berbagai kekurangan yang ada dalam pelajaran agama Katolik yang mereka terima di sekolah. Pelajaran Agama Katolik yang mereka terima di sekolah lebih banyak berkutat pada wilayah kognitif. Sementara KSK ingin melengkapinya dengan memberikan berbagai pengalaman kebersamaan dengan sesama siswa Katolik yang bersekolah di berbagai tempat.
Dengan itu diharapkan KSK mampu menjadi wadah bagi mereka untuk mengembangkan sisi-sisi hidup beriman yang langsung berhubungan secara nyata dengan hidup harian. Dengan wadah ini, mereka diajak untuk mengalami kebersamaan dan solidaritas, mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai suatu komunitas Gereja Kaum Muda.
Memang perhatian Gereja semacam ini pun tidak lantas menjawab berbagai macam tantangan bagi mereka, siswa siswi Katolik, yang bersekolah di luar sekolah Katolik; maka dalam berbagai macam kegiatan Gereja pun diharapkan dapat melibatkan mereka untuk menjadi bagian dalam Gereja. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap kekatolikan yang telah mengalir dalam darah mereka. Sisi lainnya ialah supaya dalam kegiatan Gereja yang ada, orang muda pada akhirnya belajar menemukan sisi kehidupan konkrit dalam kehidupan dunia. – “I am ready”. (AROGAN- Aa Romo Gandhi)