Misa PDPKK Awal Tahun 2017
Tahun baru, tahun 2017 persekutuan doa (PD) mengawali kegiatan di awal tahun dengan mengadakan perayaan ekaristi pada hari kamis, 5 januari pada pukul 18.30. acara misa awal tahun ini diadakan di aula bina iman, dipersembahkan oleh Romo Bambang, menggantikan romo Sahid yang berhalangan hadir.
Ketika homili, romo Bambang mengangkat 2 orang tokoh teladan yaitu Filipus dan Natanael sesuai dengan bacaan injil saat itu (Yohannes 1:43-51). Diceritakan kedua tokoh tersebut mengalami perjumpaan pertama kali dengan Yesus di Galilea. Bagi keduanya, terlebih Natanael, perjumpaannya dengan Yesus sungguh memberikan kesan yang mendalam.
Romo Bambang berharap anggota PD St. Martinus dapat menjadi Filipus-Filipus baru yang berani memberi kesaksian tentang Kristus. Anggota PD pun diharapkan dapat menemukan Natanael-Natanael baru yang mau dihantarkan kepada Yesus dan mengalami “momen istimewa”.
Sosok Natanael pada awalnya melecehkan, merendahkan, memandang sebelah mata Yesus (“Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”), tapi Yesus tidak tersinggung atau marah atas pernyataan Natanael, malah Yesus memujinya dengan berkata: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan didalamnya!”
Yesus memang luar biasa, ada kasih yang merupakan jati diri Yesus. Ada suatu kharisma yang dimiliki Yesus, yang membuat Natanael berbalik mengakui Yesus Anak Allah. Itu pula seyogyanya yang harus menjadi identitas anggota persekutuan doa Pembaharuan Kharismatik Katolik. Sebagaimana namanya, anggota PD harus memiliki kharisma yang dimiliki Kristus saat menjumpai setiap orang, juga kharisma untuk jadi berkat bagi orang-orang sekitar, sehingga setiap orang yang dijumpai akan mengalami perjumpaan dengan Yesus dan sungguh merasakan rahmat dari Allah.
Romo Bambang mengingatkan, namanya juga persekutuan doa, itu artinya “kehidupan doa”-lah yang menjadi ciri kehidupan anggota PD. Yang dimaksudkan oleh romo Bambang adalah kekuatan doa syafaat yang menjadi nafas dan denyut nadi persekutuan doa, terlebih-lebih mendoakan sesama yang minta didoakan.
Diakhir homili, romo Bambang memberi tantangan bagaimana caranya agar persekutuan doa dapat lebih berkembang di tahun yang baru ini, baik secara kualitas rohani dan kuantitas jumlah anggota. Ini sudah tentu menjadi harapan PD St. Martinus.
Semoga para anggota terutama aktiviis PD tetap setia untuk datang. Dan semoga para umat St. Martinus yang selama ini mungkin tersebar menjadi anggota PD paroki lain, mau “pulang kampung” dan membangun bersama rumah sendiri agar PD St. Martinus menjadi “rumah karunia dan kasih Tuhan yang kokoh dan megah” yang memberi berkat bagi banyak orang.