BcE. Yes. 56 : 1. 6 – 7; Rm. 11 : 13 – 15. 29 – 32; Mat. 15 : 21 – 28
Setelah membaca Injil pada hari Minggu ini, saya mempunyai kesan betapa berat beban yang ditanggung seorang perempuan Kanaan, yang anaknya menderita kerasukan setan ini. Kemungkinan besar ia sudah berusaha ke sana ke mari untuk menyembuhkannya, namun rupanya tidak berhasil. Harapan terakhir adalah meminta pertolongan kepada Yesus.
Tetapi ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Yesus tidak menghiraukan permintaan perempuan itu, bahkan para murid-Nya pun meminta kepada Yesus supaya menyuruhnya pergi.
Setelah itu terjadi dialog antara Yesus dengan perempuan Kanaan. Dalam dialog itu perempuan Kanaan mengungkapkan keyakinannya yang sangat kuat akan Yesus, dan mensharing– kan pengalamannya dalam menjalani dan menghidupi firman yang diwartakan Yesus sendiri, “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”
(Mat. 15:27). Dalam dialog ini akhirnya Yesus menyatakan, “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh. (Mat. 15:28). Dari pengalaman perempuan Kanaan ini kita dapat belajar tentang keteguhan dan kesungguhan hati akan Yesus Kristus Sang Penyelamat, sehingga ia bisa menikmati buahnya, yaitu anaknya sembuh. Walaupun dikatakan bahwa, “Yesus diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Mat. 15:24), namun akhirnya Yesus sangat memuji iman perempuan Kanaan, yang tidak termasuk umat Israel, bahkan mengabulkan permohonannya.
Jadi yang utama bukan hanya pengakuan diri sebagai murid Yesus, tetapi terlebih pola hidup yang sesuai dengan firman yang disampaikan-Nya. Itulah yang berkenan kepada Yesus, dan yang dapat mendatangkan keselamatan.