Semakin banyak pemikir dalam masyarakat ki ta yang merefleksikan pertanyaan- pertanyaan penting tentang masa depan kita bersama, sekarang menyadari bahwa akar dari masalah-masalah sosial pada hematnya bersifat rohani. Masalah yang mendasar – juga merupakan tantangan yang mendasar – bagi setiap orang adalah untuk mengetahui siapakah diri kita, apa kemampuan kita, dan kemudian juga menyadari kemampuan itu berasal dari kasih Allah.
Meditasi menjawab pertanyaan- pertanyaan mendasar tentang kehidupan bagi setiap orang. Setiap jalan menuju Tuhan harus melalui keheningan. Siapa pun juga yang pernah bersatu dengan Tuhan tentu melalui keheningan. Apa yang dimaksud dengan keheningan? Coba ikuti cerita tentang sebuah kisah sederhana yang ada di Timur. Ada seorang raja yang termasyhur, dia mendatangi seorang guru spiritual dan berkata, “Saya seorang yang sibuk, tunjukkan dengan cara bagaimana saya dapat bersatu dengan Tuhan. Cukup satu kalimat saja.” Dan guru itu berkata kepadanya, “Saya akan memberimu satu kata.” “Kata apa itu?” tanya sang raja.
“Hening,” jawab Sang Guru. “Dan bagaimana saya mencapai keheningan?” tanya raja. “Meditasi,” jawab Sang Guru. Kebetulan kata dalam bahasa Sanskerta untuk meditasi yaitu melampaui, artinya tidak memikirkan, tetapi melampaui pemikiran. Jadi, guru itu berkata, Meditasi,” dan raja bertanya, “Apa itu meditasi?” Jawab Sang Guru, “Hening.” Bagaimana saya dapat menemukan Tuhan?” Jawabnya, “Hening.” “Dan apa itu meditasi?” Jawabnya, “Hening.”
Semoga, sambil membaca cerita ini, Anda sudah menemukan rahasianya. Hening berarti melampaui kata-kata dan pikiran. Apa salahnya kata-kata dan pikiran? Kalian tahu apa salahnya? Kata-kata sangat indah, tetapi Tuhan tidak seperti apa yang kita katakan dan Dia tidak seperti apa yang kita bayangkan atau kita pikirkan. Itulah salahnya kata-kata dan pemikiran.
Kebanyakan orang tidak bisa menerima ini. Mereka lekat pada bayangan mereka tentang Tuhan dan itulah penghalang terbesar untuk dapat mencapai keheningan.