Mrk. 1:2
Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
Syalom aleikhem.
Ungkapan “seperti ada tertulis” artinya bagian berikutnya adalah kutipan dari Alkitab Perjanjian Lama. Kutipan menguatkan pernyataan atau mengingatkan adanya nubuat. Yang dikutip di sini telah disebutkan dalam Kitab Yesaya. Nabi Yesaya adalah orang yang mendapatkan pesan dari Allah untuk manusia. Nabi itu juru bicara Allah, menyampaikan apa yang Allah kehendaki untuk dilakukan manusia. Yesaya hidup pada zaman Perjanjian Lama, abad 8 sebelum Masehi. Ia hidup di kota Yerusalem.
Sebenarnya, kutipan lengkap ada dalam Kitab Maleakhi 3:1: “Aku menyuruh utusan-Ku….”
Frasa “akan mempersiapkan jalan bagi-Mu” berarti ‘akan menyiapkan segala sesuatu jauh-jauh hari’ supaya semuanya layak untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Kita mengerti, nubuat Yesaya kemudian terpenuhi dalam Perjanjian Baru.
Mrk. 1:3
ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan baginya.”
Dikutip dari Kitab Yesaya 40:3, inilah yang sesungguhnya persis berasal dari Yesaya. Berseru artinya mengumumkan, menyiarkan suatu warta dengan suara keras. Berseru berarti setengah berteriak. Dikatakan “di padang gurun” yang berarti padang pasir, tempat yang begitu luas, tempat yang sunyi tak berpenghuni; sangat jarang, bahkan hampir tiada, atau malah tiada orang yang menghuninya. Padang gurun bukan tempat tinggal, padang gurun bukan permukiman, daerah yang tak dihuni orang, daerah yang begitu sunyi. Seruannya berisi “persiapkanlah jalan bagi Tuhan” yang diulangi lagi dalam kata “luruskanlah jalan baginya”.
Itu dua istilah untuk menyebut hal yang sama. Maksudnya, semua orang harus menyiapkan jalan untuk menerima kedatangan Tuhan karena Tuhan akan segera datang. Karena Tuhan datang, orang diminta menyongsong, mempersiapkan diri agar pantas menyambut Tuhan. Kata “Tuhan” dalam ayat ini diterjemahkan dari bahasa Yunani Kyrios. Dalam bahasa Yunani, kyrios bisa berarti ‘Tuhan’, bisa juga ‘tuan’. Kyrios bermakna ganda, bisa untuk Allah yang mahatinggi, Yang Ilahi, tapi bisa juga berarti tuan dalam arti manusiawi. Kata “luruskanlah” berarti membersihkan jalan.
Berdasarkan tafsiran di atas, ayat 3 bisa diterjemahkan: “Tuhan akan segera datang, siapkanlah jalan yang akan Tuhan lalui, bersihkanlah jalan yang akan Tuhan lewati.”
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Presbiter