Mengenal Nabi Hosea (Bagian 15)

Oleh: Dr. Fransiskus Borgias, MA

Dosen Teologi Biblika FF-Unpar Bandung.

Kepala Sekolah Kitab Suci pada K3S Keuskupan Bandung.

Ulasan tentang nabi Hosea (nabi umumnya) adalah ulasan mengenai masa silam. Karena itu, kita perlu menjawab sebuah pertanyaan mengenai relevansi ulasan tentang masa silam itu untuk masa kini. Warisan literer Hosea, walaupun ditujukan kepada kerajaan Israel, ternyata sudah mempunyai arti penting bagi kerajaan Yehuda masa itu. Ketika orang di kerajaan Yehuda membaca karya ini, mungkin mereka tidak merasa bahwa hal itu ada sangkut pautnya dengan mereka (lihat 1:7 dan 12:1). Mengapa? Karena mereka merasa bahwa, berbeda dengan Israel, mereka setia kepada Yahweh (12:1). Tetapi karena mereka telah membaca dan melestarikan pesan-pesan nabi ini, maka lambat laun mereka merasa bahwa pesan- pesan itu relevan juga bagi mereka. Peringatan-peringatan Hosea untuk Israel (jatuh 722/21), juga berlaku bagi Yehuda. Dengan satu dan lain cara orang di Yehuda pasti bisa menangkap dan menghargai nilai religius dari ajaran dan nubuat Hosea.

Kiranya karena itulah mereka menyelamatkan karya itu dari kerajaan utara tatkala kerajaan itu hancur. Sadar akan nilai keagamaan karya itu, maka mereka menyelamatkan karya itu di selatan dan ikut memainkan peranan dan sumbangan dalam gerakan reformasi di kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan Hizkia (lih. 2Raj 18:3-7). Para pembaharu Deuteronomis (yang memberi penanggalan pada kitab Hosea) juga ada dalam jalur semangat reformasi yang sama dengan orang yang menulis bagian nasihat penutup kitab itu yang menasihatkan agar para bijak-bestari dari setiap angkatan harus mau merenungkan relevansi dan makna kata-katanya (14:10). Jadi, sudah pada masa perjanjian lama itu sendiri, pesan moral-teologis Hosea sudah punya relevansi yang sangat kuat. Ia bisa menjadi sumber inspirasi bagi gerak pembaharuan di kalangan petinggi kerajaan selatan.

Bagaimana dengan kita dewasa ini? Untuk bisa memahami hal itu, ada satu hal yang perlu saya soroti kembali di sini. Hosea adalah nabi yang terkenal dengan sikapnya yang ngotot untuk tetap setia dalam hidup perkawinan, setia kepada isteri, walaupun isteri itu tidak setia. Ada yang berkata bahwa drama hidup perkawainan pribadi Nabi adalah metafora belaka bagi cinta dan kesetiaan (kasih setia, hesed) Yahweh kepada Israel. Walau Israel tidak setia, selalu menyimpang (dengan metafora melacur, pelacuran, berbuat serong), tetapi Yahweh selalu setia dalam cintaNya. Kasih setia Yahweh itulah yang dipentaskan dan diperlihatkan nabi dalam drama hidup perkawinan pribadinya.

Walaupun ada tafsir metaforis seperti itu, saya bisa melihat makna realis di balik kisah tadi. Bagaimana pun juga kisah drama tragis perkawinan sang Nabi pasti berangkat dari kasus kongkret yang benar-benar terjadi. Tidak hanya sekadar metafora yang dipakai dalam sebuah bingkai kisah. Kalau anggapan terakhir ini benar, maka kiranya pesan dan relevansi masa kini dari warta nabi itu ialah kisah tentang perjuangan untuk tetap setia dalam hidup perkawinan betapapun hal itu tidak mudah.

Betapa banyak orang dewasa ini, dalam tradisi perkawinan Katolik, yang gampang tergoda untuk “memutuskan” tali perkawinan manakala orang mengalami kesulitan. Apalagi ditambah dengan situasi masyarakat umum di luar yang memiliki moralitas dan pandangan hidup perkawinan yang berbeda yang sangat longgar terhadap perkawinan dengan mempermudah proses kawin, cerai, dan kawin lagi. Di tengah situasi seperti itu, kiranya drama tragis perjuangan hidup Hosea untuk setia patut menjadi pelajaran. Tentu yang harus diangkat sebagai model ialah sikap Hosea, bukan sikap hidup sang Isteri, Gomer binti Diblaim, yang tampak berperilaku bagai perempuan nakal. Hosea mau menyampaikan kepada kita dewasa ini bahwa perkawinan itu adalah sebuah nilai (sebuah sakramen) yang layak dan harus diperjuangkan terus menerus.

Hal kedua yang bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran dari Hosea untuk masa kini ialah keteguhan dan kegigihan daya hidup pengharapan dalam diri sang nabi. Memang ada banyak nubuat-nubuat kutuk dan celaka yang terlontar keluar dari mulut sang Nabi. Kalau kita membaca Hos 6:5a misalnya, tampak bahwa kata-kata itu sangat keras dan mengerikan, karena Tuhan seakan-akan memakai sang nabi untuk menghantam dan menghancurkan umatNya, dan membunuh mereka dengan kata- kata kutuk dan hukuman. Rasanya hal ini terasa mengerikan sekali.

Tetapi, cahaya pengharapan tidak pernah mati dan padam sama sekali. Kata- kata kutuk dan penghukuman, sekalipun tampak sangat keras dan mengerikan, bukanlah merupakan kata-kata terakhir. Hosea dengan caranya sendiri tetap mampu mengajak para pembaca untuk bisa melihat melampaui chaos dan bencana. Ia mendorong kita untuk memiliki pandangan jangka panjang jauh ke masa depan, tidak sampai mati terhimpit dalam kesempitan dan kesesakan derita masa kini.

Apakah masih ada harapan? Di sini saya teringat akan tulisan seorang dosen saya dulu, prof. Alex Lanur OFM, di majalah Basis, tahun 1983. Judul tulisan itu ialah “Masih Ada Harapan.” Ya, sang Nabi Hosea ada dalam jalur itu, terus menggemakan warta optimistis, masih ada harapan, walaupun mungkin situasi kongkret sekarang dan di sini seakan-akan tanpa harapan sama sekali. Mengapa masih ada harapan? Karena Tuhan akan bertindak pada waktunya. Kata-kata Hosea dalam 14:2-9 adalah kata-kata yang mengantar kita semua kepada cahaya dan harapan kehidupan seperti itu.

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.