Mrk. 2:23-25
Syalom aleikhem.
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. (ayat 23)
Cukup mudah dipahami isi ayat ini. Informatif. Waktu itu hari Sabat, yaitu hari Sabtu menurut hitungan waktu masa kini. Hari Sabat adalah hari peribadatan bagi umat Yahudi. Ada banyak pantangan dan larangan pada hari itu; salah satunya larangan bekerja. Bahkan, berjalan pun ada aturannya. Orang tak boleh berjalan lebih dari ukuran jarak tertentu. Juga bekerja. Memetik bulir gandum selama perjalanan di ladang dianggap melanggar pantangan hari Sabat. Itulah yang dipermasalahkan oleh beberapa orang Farisi.
Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” (ayat 24)
Beberapa orang Farisi segera meneror Tuhan Yesus dengan pertanyaan. Mereka mencecar-Nya. Pertanyaan mereka bukan pertanyaan, melainkan penilaian atau tuduhan. Tampaknya para Farisi bertanya, tapi sebenarnya mereka menyalahkan. Jadi, kalimat yang berupa pertanyaan itu sebenarnya adalah pernyataan yang menyalahkan para murid. Para Farisi menyatakan bahwa memetik bulir gandum pada hari Sabat itu dilarang.
Ayat ini dapat diterjemahkan demikian: “Mengapa murid-murid-Mu melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari Sabat?” Atau dengan kalimat yang lebih tegas: “Lihat, murid-murid-Mu melanggar hukum agama kita! Ini hari Sabat dan mereka malah memetik gandum. Tak patut berbuat seperti itu. Memetik gandum pada hari Sabat jelas melanggar hukum.”
Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, (ayat 25)
Ayat inilah bagian awal jawaban Tuhan Yesus kepada para Farisi. Gaya bahasa yang dipakai Tuhan juga pertanyaan retoris. Kalau diharafiahkan, bunyinya: “Tentu kamu pernah membaca perihal perbuatan Daud ketika ia dan para pengikutnya kekurangan makanan.”
Yang dimaksud baca di sini adalah baca Alkitab. Waktu itu, yang ada barulah Alkitab Perjanjian Lama. Zaman Tuhan Yesus belum ada Alkitab Perjanjian Baru. By the way, Perjanjian Lama adalah Alkitab agama Yahudi yang kemudian juga diakui menjadi Alkitab agama Kristen yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (nama tenarnya: agama Katolik). Orang-orang zaman kuno cukup hapal isi Alkitab. Jadi, ketika Tuhan menjawab dengan menukil suatu kisah dalam Alkitab, mereka semua langsung paham bagian itu.
Daud yang dimaksud di sini adalah Daud Sang Raja. Dialah Raja Israel dan Yehuda ketika kerajaan masih menyatu, belum terpecah menjadi dua bagian. Info tambahan: raja pertama Israel adalah Saul. Kemudian, Daud melanjutkan kepemimpinan sebagai raja. Setelah itu, Salomo, anak Daud, menjadi raja. Setelah Raja Salomo, kerajaan pecah dua menjadi Kerajaan Utara (Israel) dan Kerajaan Selatan (Yehuda).
Kisah yang dikutip Tuhan Yesus terjadi sebelum Daud menjadi raja, yaitu ketika ia dikejar-kejar oleh pasukan Raja Saul untuk dibunuh. Waktu itu, Daud menjadi buronan kerajaan, dianggap “penjahat”.