Pada tulisan saya bulan lalu yang berjudul “Kok ada TPE baru? Buat Apa?”, saya menuliskan bahwa di TPE 2020, ditambahkan sebuah lagu “baru” berjudul Noveritis.
Sebenarnya lagu “baru” Noveritis itu apa? Sebelum mulai membahas, sebagai pengantar, Noveritis ini sebetulnya bukan lagu baru. Saya tuliskan diatas dengan “baru” karena mungkin sebagian kita baru mengetahui bahwa lagi itu ada di Gereja Katolik. Lagu ini sudah ada sejak masa-masa awal gereja baru terbentuk. Bagaimana cerita singkatnya?
Gereja Katolik punya tradisi indah di awal tahun: mengumumkan tanggal perayaan Paskah dan perayaan lain yang tanggalnya tidak tetap dalam setiap tahunnya. Pengumuman ini dilakukan pada Hari Raya Penampakan Tuhan, yang selalu jatuh pada tanggal 6 January, atau, di negara-negara tertentu seperti di Indonesia, pada hari Minggu pertama setelah tahun baru. Pengumuman ini dikenal dengan nama Noveritis, yang artinya “ketahuilah”, dalam basaha Latin.
Tradisi ini berasal dari masa awal Gereja. Patriark Aleksandria, di kota mana para astronom Kristen paling terampil, memiliki misi untuk mengirimkan tanggal perayaan Paskah kepada para Patriark Timur lainnya dan kepada Paus Roma, yang kemudian akan memberi tahu para metropolitan Barat. Konsili Nicea telah meresmikan praktik tersebut, dengan konsekuensi bahwa perayaan tersebut harus dirayakan pada hari yang sama dimanapun. Sejak Konsili Nicea I pada tahun 325, tanggal Paskah Kristiani dipisahkan dari kalender dan penetapan Paskah Yahudi. Paskah Kristiani ditetapkan jatuh pada hari Minggu pertama setelah “bulan purnama gerejawi”. Setelah didapat tanggal Paskah suatu tahun, ditarik mundur 46 hari untuk mendapat Rabu Abu, Kenaikan Tuhan (Hari ke-40 Masa Paskah), Pentakosta (Hari ke-50 Masa Paskah), serta Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Kamis, atau Minggu kedua setelah Pentakosta). Hari Minggu Adven Pertama ditetapkan terpisah, dengan mengambil hari Minggu keempat sebelum 25 Desember tahun itu. Teknik perhitungan ini dinamakan dengan “computus”.
Pada zaman modern ini, kita sudah dapat mengetahui tanggal tersebut dari Kalender Liturgi. Umat Katolik, baik awam maupun rohaniwan, dapat melihatnya hanya dengan mengunjungi website atau mengunduh aplikasi. Pada zaman dahulu, semua kemudahan ini tentunya tidak ada. Itu sebabnya, perlu adanya pengumuman tanggal perayaan Paskah di awal tahun, supaya seluruh Gereja yang ada merayakannya serentak.
Meskipun kebutuhan praktis sudah terpenuhi, tapi melestarikan tradisi Gereja juga tidak kemudian dikesampingkan. Sampai sekarang, Noveritis masih dinyanyikan setiap tahun di Vatikan. Praktik melestarikan tradisi ini juga dilakukan oleh Konferensi Waligereja Indonesia, yang menerjemahkan teks Noveritis bahasa Latin ke bahasa Indonesia dan memuatnya pada TPE 2020.