Tepat Hari Rabu, tgl 19 Januari Komunitas Doa Rosario Maria Pieta merayakan HUT ke 11. Bertepatan di UlTah ini kami Ziarek ke Cisantana Kuningan berangkat pk 05.00 pagi diwakili 35 peserta. Selama perjalanan di bus diawali doa mohon keselamatan oleh Pak Anton, dilanjutkan doa Malaikat Tuhan oleh bu Atty (wakil dari DPP) dan Doa Rosario oleh bu Maria Cl. Selanjutnya diisi dengan acara spontan. Diawali lagu Selamat Ulang Tahun, Yel2 UlTah MP ke 11 dan joget penuh keceriaan seluruh peserta.
Tiba di Cisantana pk 09.30 langsung mengadakan Jalan Salib dipimpin pak Anton. Jalan Salib diawali saat Yesus berdoa kepada BapaNya dalam Sakratul Maut di Taman Getsemani: “Ya BapaKu, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapanKu, tetapi janganlah menurut kehendakKu, melainkan kehendakMu yang terjadi”. Melalui jalan yang menanjak melewati perhentian I hingga perhentian XIV dan berakhir dengan doa pribadi di Goa Maria Fatimah Sawer Rahmat.
Ibadat Jalan Salib merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Tuhan untuk merenungkan bersama sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan Yesus hadir di tengah2 kita dengan penuh perjuangan dan cinta sampai rela menderita dan wafat di Kayu Salib, dikisahkan St Paulus dalam suratnya: “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata Yesus yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik.”(Tit2:11,14). Kita ingin semakin menyadari betapa besar kasih Allah pada kita dan berharap agar Tuhan berkenan mengarahkan kita kepada pertobatan sejati guna membawa peningkatan iman kita, perbaikan mutu hidup yang nilainya telah hilang, sehingga kita semakin sadar akan segala dosa yang sering kita lakukan, yang menyebabkan Tuhan Yesus menderita : “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yes53:3a,5)
Semoga dengan Jalan salib ini kita semakin dikuatkan dan dibimbing oleh Yesus yang mempersembahkan diri sebagai kurban silih untuk penebusan dosa dosa kita. Demikian juga yang dialami Bunda Maria, ramalan Simeon dalam Kenisah Allah telah menjadi kenyataan bahwa Sengsara dan Kematian Yesus merupakan kesedihan yang mendalam bagaikan sebuah pedang kedukaan yang menembus hatinya. Puncak Sapta Duka Cita pada saat ia meletakkan jenazah Yesus dalam pangkuannya. Inilah yang menjadi simbol dari Komunitas Maria Pieta. Bunda Maria dengan kuat dan tabah tetap percaya bahwa semua yang terjadi pada Puteranya adalah Kehendak Allah sebagaimana ketika ia mendapat kabar bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Yesus: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku seturut kehendakMu”. Inilah kesaksian yang paling besar dalam diri seorang beriman. Bunda Maria diangkat oleh Gereja sebagai teladan kaum beriman, sosok pribadi yang pantas diteladani dalam hal kesabaran, kerendahan hati dan kesetiaannya. Dia telah dipilih Allah untuk ikut terlibat dalam karya penyelamatanNya. Sudah seharusnya kita meneladan Bunda Maria yang dengan kerendahan serta ketulusan hatinya berperan serta dalam karya keselamatan Allah di tengah masyarakat yang semakin kehilangan jati diri dan harkatnya sebagai Citra Allah terutama di masa pandemi ini. Semoga kita dituntun menjadi manusia baru dalam KristusyangberpusatpadaEkaristidanberdevosipada BundaMaria.
Marilah kita menjadikan Bunda Maria sebagai panutan dan teman yang selalu mendampingi perjalanan hidup kita dan berkat bagi sesama bagaikan bunga mawar yang harum semerbak untuk meluhurkan Allah Bapa. Bunda Maria, engkau menjadi pribadi yang luhur dan mulia, teladan mengikuti jalan salib Puteramu dengan penuh kesabaran dan cinta. Doakanlah kami, Komunitas Maria Pieta ini agar mampu menjadi murid Kristus yang penuh kesabaran, kesetiaan dan kasih sejati bukan hanya dengan kata kata belaka, melainkan nyata dalam kesaksian hidup dan perbuatan kami dalam mendampingi dan menghibur orang lain yang menderita kesusahan, yang sedang berduka maupun ditimpa kemalangan terlebih di masa pandemi ini. Amin. Selanjutnya kami menuju Gereja Bunda Maria Cirebon untuk mendapat berkat dan doa serta pemotongan kue Ultah oleh Romo Antonius Haryanto, dan Romo Hary berpesan agar komunitas ini makin rajin berdoa, makin berkembang dan makin banyak orang yang terpanggil mengikutNya sertamenjadi berkat bagi sesama. Dilanjutkan kata sambutan dari ketua Ibu Rita yang diwakilkan oleh pak Anton. Setelah selesai kami kembali ke Bandung dan tiba kembali di Taman Kopo Indah pk 22.30. Terima kasih Tuhan Yesus dan Bunda Maria doakan kami selalu Amin. Berkah dalem.