Setelah beberapa kali tertunda, maka akhirnya pada hari Senin 16 Mei 2022 Misa Khusus Tatib baru bisa diadakan. Misa dipimpin oleh Rm. Wahyu dengan dihadiri oleh 57 orang, dimana misa tersebut merupakan Misa Pertama dan Terakhir bersama Rm. Wahyu.
Dalam Homilinya Rm Wahyu mengatakan bahwa pelayanan Tatib tidak mudah. Contohnya Tatib dengan menghadapi umat khususnya dimasa pandemi Covid-19 dibutuhkan kesadaran dan kerendahan hati selama pandemi. Disitulah kita diuji untuk tetap tabah dalam pelayanan.
Rm Wahyu juga mengutip apa yang dikatakan Bunda Teresa yang intinya kita harus membedakan antara Pelayanan dan pekerjaan:
- Bila anda berhenti dan tidak ada yang berterimakasih kepada anda, itulah pekerjaan
- Bila anda terus bekerja walaupun tidak pernah dikenal siapapun , itulah pelayanan
- Bila anda melakukannya untuk diri sendiri, itulah pekerjaan
- Bila anda melakukanya untuk Tuhan, itulah pelayanan
- Bila anda melakukannya demi kehormatan diri , itulah pekerjaan
- Bila anda melakukannya demi kemuliaan Tuhan, itulah pelayanan
- Bila anda merasa telah banyak berkorban dan layak mendapat upah , itulah pekerjaan
- Bila anda merasa belum cukup melakukan apa apa dan terus ingin melakukan yag lebih baik, pelayanan.
Inilah kata kata dari Bunda Teresa yang selalu diingat dan memurnikan hati. Selain itu Romo menyampaikan dalam homilinya tentang Santo Yohanes Maria Vianey mengatakan bahwa menjadi seorang pelayan tidak bisa memuaskan semua orang. Apabila hati kita bisa keluar dari diri kita itulah semangat pelayanan . Pada bacaan injil tadi menceritakan tentang perintah Tuhan Yesus yang utama adalah Saling mengasihi.
Setelah selesai Misa, di beri juga sambutan dari bidang terkait, Bp. Setyo dari sie Liturgi menyatakan hanya dapat mengucapkan terima kasih atas adanya Tatib dan semoga semangat pelayanan selalu ada. Bp. Agustinus selaku wakil ketua DPP, mengucapkan terimakasih atas adanya Tatib. Bentuk terindah dari doa adalah bertindak dalam pelayanan. Bp. Andi sebagai Ketua Dpp menyatakan misa juga sebagai misa perpisahan dengan Rm.Wahyu yang akan melanjutkan Studinya di Roma. Semoga Tatib dalam pelayanan selalu bersifat lembut, namun kadangkala harus tegas. beliau menyampaikan terimakasih atas kerjasamanya selama ini dan juga ketika masa paskah berlangsung dan juga apresiasi setinggi tingginya atas kontribusinya didalam perayaan liturgi . Tatib tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari DPP. Oleh karena itu Tatib agar maju bersama sama dengan DPP. Setiap keputusan dari DPP adalah untuk kebaikan bersama, tidak lupa pada kesempatan ini juga Tatib memberikan cinderamata kepada Ramo Wahyu sebagai penyemangat dan ucapan terimakasih.
Semoga Tatib tetap saling bahu membahu serta penuh sukacita dalam tugas pelayanan.