Setelah Rosario bersama, Umat Lingkungan St. Kristiana telah melaksanakan Ziarek pada hari Rabu, 1 Juni 2022 untuk menutup Novena bulan Maria 2022.
Selama 2 tahun terakhir perjumpaan kita sangat berkuran, setelah keadaan mulai memungkinkan kita memilih untuk melaksanakan ziarek lingkungan dengan tetap menjaga prokes. Tidak hanya untuk berdoa dan bersenang-senang, namun juga membangun (kembali) kebersamaan, ceuts Ibu Meiyanti sebagai sie Ziarek dari lingkungan St. Kristiana.
Perziarahan dimulai dari Novena ke-9 di Taman Doa Tebar Kamulyan, Subang. RD Istimoer Bayu membawakan misa bagi para peziarah dari Bandung dan WKRI Kranji yang bersamaan hadir.
Romo Bayu memulai homilinya dengan mengangkat tema peringatan St. Yustinus Martir. “Kemartiran bukan hanya tentang kematian karena membela iman. Tuhan tidak perlu dibela! Martir adalah orang yang tidak mau menukar Tuhan, dengan apapun di dunia ini. Tak ada hal yang lebih tinggi nilainya kecuali imannya akan Yesus Kristus Tuhan”.
“Kita patut bersyukur hidup di masa ini, ketika punya privilese untuk dapat merayakan iman dengan bebas, tidak seperti di masa gereja awal. Kemartiran jaman modern dapat terwujud ketika kita memilih tetap menjaga iman, walau ada desakan melepas iman agar mendapat promosi jabatan di tempat kerja. Pun bagi orang muda, untuk tetap teguh dengan iman, ketika berpacaran beda agama”, tambah Romo Bayu.
Kebetulan peziarahan ini berbarengan dengan Hari Lahir Pancasila, kita kembali disadarkan bahwa Pancasila adalah rahmat yang perlu kita jaga bagi kesatuan Bangsa Indonesia.
Perjumpaan ini juga menjadi reuni, Romo Bayu masih mengenal umat-umat yang pernah digembalakannya ketika berkarya di Paroki St. Martinus, salah satu “Mariyem”, panggilan akrab Rama untuk bu Atty Mattijk, ketua lingkungan St. Kristiana.
Peziarahan kemudian berlanjut ke kota udang, Cirebon. Suasana cair penuh gelak tawa juga terjadi dalam bus selama perjalanan. Kuis Trivia dibawakan oleh Nathanael Ken, OMK multitalenta yang juga menjadi organis pada misa. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat spontan dan santai ini seakan menguji konsentrasi dan kepekaan peziarah pada momen-momen yang terjadi hari itu. Kehangatan juga tercermin dari saling berbagi cerita, bekal dan jajanan dari sesama peziarah.
Setelah mampir ke Kanoman untuk belanja oleh-oleh bagi kerabat dan sahabat yang tak dapat ikut, Peziarahan berlanjut ke Taman Doa Regina Rosari, Cirebon. Selain menyatukan doa syukur dan permohonan untuk intensi pribadi, keluarga, umat lingkungan yang sakit, dan Gereja. Kami bersyukur pula dapat berjumpa singkat dan mendapat berkat perjalanan dari RD Antonius Haryanto, pastor paroki Bunda Maria Cirebon.
“Syukur bahwa ziarek ini berlangsung dengan lancar dan tepat waktu. Kiranya peziarahan kebersamaan ini membuahkan berkat berlimpah buat kita semua dan iman kerohanian kita semakin bertumbuh dalam kasih Allah”, pungkas bu Atty menutup perjalanan penuh rahmat ini.
Seperti bacaan Injil pada hari itu, Yesus bersabda, “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yoh 17:11b-12). Ut Omnes Unum Sint, Jadilah mereka satu.