Sejarah Singkat Israel

Yehuda Sekira Abad Ketujuh: Manasye, Yosia

Dalam tulisan sebelumnya saya membahas tentang Yehuda (Kerajaan Selatan) pasca keruntuhan Israel. Saya memusatkan perhatian pada dua raja Yehuda, Ahaz (735-715) dan Hizkia (715-687). Dalam tulisan ini saya mengulas secara singkat dua raja lagi: Manasye (687-642) dan Yosia (640-609).

Manasye memerintah Yehuda dalam jangka waktu yang cukup lama (687-642). Selama jangka waktu itu, Yehuda berada di bawah kekuasaan Asyur. Yehuda tunduk secara politis kepada Asyur. Hal itu tampak jelas dalam babad- babad Esarhaddon dan Asyurbanipal (ANET, 291,294). Dalam 2Taw 33:11dst kita mendapat informasi bahwa ia dipenjarakan untuk satu sementara waktu di Babylon. Tidak jelas apa alasannya. Barangkali hal itu ada kaitannya dengan pemberontakan saudara Ashurbanipal sekira tahun 650. Kemudian ada juga Doa Manasye dari tradisi apokrifal yang kiranya disusun untuk mengenang dan merayakan peristiwa “pertobatannya” (Apocrypha, 67:37). Kalau “pertobatan” itu sungguh terjadi, maka pertobatan itu tidak bisa mengubah kecenderungan masa pemerintahannya ke arah penyembahan berhala, sebuah kecenderungan yang cukup kuat melanda kerajaan itu.

Sentralisasi ibadat keagamaan yang dimulai Hizkia dihapus lagi. Sejak itu ibadat kesuburan yang dikaitkan dengan tempat-tempat yang tinggi, sekali lagi menjadi kuat dan banyak diikuti orang. Bahkan di kenisah ada juga mezbah- mezbah yang dibangun untuk menghormati dewa-dewa langit sembahan Asyur. Begitu juga praktik pelacuran suci: tumbuh subur dan merebak. Situasi itu tidak mengalami banyak perubahan selama pemerintahan singkat dari Amon, anaknya (642-640). Ia memerintah selama dua tahun karena ia dibunuh. Setelah Amon mati maka tampuk pimpinan kerajaan beralih kepada Yosia, anak yang masih kecil, berusia delapan tahun. Yosia menjadi raja pada waktu yang “tepat”, sebab saat itu terjadi titik-balik perubahan peristiwa politik besar di tataran internasional. Saat itu Asyur sedang merosot. Sementara itu Medes dan orang Babel sedang menanjak dalam kekuasaan politik mereka.

Mulai tahun 626 hingga 612, Asyur merosot. Tahun 626, Nabopolassar (Babel) mengadakan pemberontakan. Tahun 612, Niniveh (ibukota Asyur) dihancurkan. Nah inilah peluang emas Yosia. Dengan segera ia menyatakan kemerdekaan (dari Asyur), baik secara politis maupun keagamaan. Dalam rangka itu, Yosia mengadakan pembaharuan yang menyeluruh. Pembaharuan di bidang keagamaan yang menyeluruh itu dikenal dengan sebutan reformasi deuteronomistik. Disebut demikian, karena Yosia mengadakan reformasi itu dengan mengikuti program yang ditetapkan kitab Ulangan (Deuteronomium).

Para sejarawan mengatakan bahwa tahun 621, orang menemukan “Kitab Hukum” di Kenisah di Yerusalem. Tidak diketahui persis, kitab apa yang ada dalam koleksi temuan itu. Paling tidak di sana ada Ulangan 12-26. Temuan berharga itulah yang dijadikan Yosia sebagai bagian inti gerak pembaharuan yang ia upayakan. Ada dua cita-cita deuteronomis yang diperjuangkan Yosia. Pertama, program sentralisasi ibadat dan kedua, pengutukan berhala-berhala.

Tujuan utama gerakan reformasi Yosia adalah ingin membaharui semangat perjanjian; memang nada dalam kitab Ulangan itu bersifat mendorong dengan kuat. Hal itu dilakukan dengan penuh semangat terus menerus. Hal itu juga sejalan dengan gerakan kebangkitan yang menandai pelbagai aktifitas Yosia sebagai raja. Dalam derap semangat itulah raja mengadakan pembaruan Paskah. Hal itu ia lakukan dengan mengundang orang dari Utara agar mereka dapat ikut ambil bagian dalam perayaan itu. Jelas gerakan itu serentak mempunyai nada religius dan politis yang sangat kuat. Tetapi, jika kita menilai gerakan pembaharuan ini dari sudut pandangan teologi Yeremia, tampaknya bahwa gerakan pembaharuan ini akhirnya terjerembab ke dalam sebentuk formalisme belaka. Hal itu semakin disuramkan lagi dengan kematian tragis raja Yosia di Megiddo. Kematian itu kiranya mempercepat proses memudar dan matinya gerakan pembaharuan ini.

Kemudian Yoahas, anak raja Yosia naik tahta menggantikan dia. Tetapi hal itu tidak “menyelamatkan” gerakan pembaharuan itu. Sebaliknyalah, terjadilah perubahan besar pada tataran internasional. Perubahan itu menyebabkan Yehuda masuk ke dalam pusaran yang akhirnya menyebabkan kerajaan itu musnah. Dengan kejatuhan Niniveh tahun 612, orang Asyur masih berusaha bertarung melawan orang Babel tetapi akhirnya mereka kalah. Karena itu, mereka pun mundur ke Haran. Tetapi akhirnya tahun 610, wilayah itupun direbut juga oleh tentara Babel.

Saat itu, Mesir turut campur-tangan untuk membantu musuhnya sebelumnya, Asyur. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan kekuatan. Dalam rangka itu raja Nekho II (609-593) memimpin pasukan melewati Kanaan. Nekho mau membantu Asyur untuk merebut kembali wilayah Haran. Tetapi perjalanan Nekho ke Karkemis di Eufrat itu dihalangi Yosia. Sebenarnya Nekho sudah memberi peringatan dengan baik agar Yosia tidak usah ikut campur dalam perkara ini. Tetapi Yosia tidak pedulikan hal itu. Maka terjadilah perang di Megiddo dan Yosia pun mati terbunuh dalam perang itu (2Taw 35:20-27; 2Raj 23:28-30). Hal itu terjadi tahun 609. Sesudah itu, Nekho melanjutkan agresi militernya ke Eufrat. Tetapi aksi militer Mesir ini gagal. Walaupun misi itu gagal, tetapi tatkala ia kembali melewati Kanaan, ia mengganti Yoahas dengan anak Yosia yang lain, Elyakim. Neko mengganti nama orang ini menjadi Yoyakim untuk menunjukkan bahwa raja Yehuda itu adalah bawahan Mesir. (Bersambung…).

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.