Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga (Minggu, 14 Agustus 2022)
Why 11:19a;12:1-6a.10ab; 1Kor 15:20-27; Luk 1:39-56
Setiap tanggal 15 Agustus Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga. Perayaan ini tentu tidak lepas dari inti dan pusat iman Gereja, yaitu keyakinan bahwa Yesus Kristus setelah menderita dan wafat di kayu salib, Ia dibangkitkan dari atara orang mati (bdk. 1Kor 15:20), dan akhirnya naik ke surga. Ini merupakan karya keselamatan Allah yang paling agung. Sebab dengan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus, Allah memperbarui seluruh ciptaannya, terutama martabat manusia sebagai citraNya dipulihan kembali.
Dalam karya keselamatan yang agung ini St. Perawan Maria mempunyai peranan yang amat besar. Perjalanan hidupnya tidak bisa dipisahkan dari persatuannya dengan Yesus Kristus. Persatuan dengan puteranya dalam karya penyelamatan, terjadi sejak Yesus Kristus di dalam kandungannya sampai sengsara dan wafatNya di kayu salib. Ketika Yesus Kristus menderita dan wafat di kayu salib, St. Perawan Maria menanggung penderitaan yang sangat dahsyat bersama puteranya yang tunggal. Dengan hati seorang ibu ia menghubungkan dirinya dengan kurban puteranya, dan dengan penuh kasih ia menyetujui persembahan kurban puteranya. Akhirnya menjelang wafatNya di kayu salib, Yesus mengaruniakan St. Perawan Maria, bundaNya kepada murid yang dikasihiNya:”Inilah Ibumu!” Sejak saat itu ia hidup bersama para murid Kristus. Ia menjadi Bunda Gereja. (bdk.Yoh 19:27). Sesudah Yesus Kristus naik ke surga, St. Perawan Maria bersama dengan para murid Kristus, ia berdoa memohon anugerah Roh Kudus, yaitu Roh yang sudah menaunginya di saat ia menerima warta gembira.
Akhirnya St. Perawan Mari tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, ia diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut. Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan puteranya dan satu antisipasi dari kebangkitan umat Kristen yang lain. (bdk. KGK 964-966)
Dengan diangkat ke surga secara utuh merupakan suatu realita iman, bahwa semua yang telah dilakukan oleh St. Perawan Maria sungguh-sungguh berkenan kepada Allah, sehingga ia mendapat makhkota kemuliaan di dalam surga. Semua yang dilakukannya itu didasari oleh sikap dan semangat rendah hati. Hal itu bisa kita pahami dari peristiwa kunjungannya kepada Elisabet. Ia datang ke situ untuk membantu dan sekaligus meneguhkan Elisabet yang sedang mengandung pada usianya yang sudah lanjut (bdk. Luk 1:39-45). Dari nyanyian pujian kepada Allah, kita dapat mengetahui, bahwa St. Perawan Maria sungguh pribadi yang rendah hati. “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya” (Luk1:46). Kita bersyukur, bahwa Tuhan telah mengaruniakan St. Perawan Maria sebagai bunda Gereja, bunda kita. Mari kita hidupi sikap dan semangat kerendahan hatinya. Semoga kita pun boleh menikmati sukacita surgawi!!!