Hari Minggu Prapaskah 1 – Minggu, 6 Maret 2022
Ul 26:4-10; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13
Bacaan pertama pada hari Minggu ini mengisahkan tentang refleksi umat Israel atas perjalanan hidup mereka. Dari refleksinya mereka menyadari kebaikan Allah yang telah membebaskan dan menyelamatkan mereka dari perbudakan dan penganiayaan bangsa Mesir, hingga mereka menempati tanah terjanji yang subur, yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Kesadaran itu menggerakan hati mereka, sehingga mempersembahkan hasil bumi sambil menyembah sujud kepada Allah (bd. Ul 26:4-10)
Dari pengalaman umat Israel yang diwartakan dalam bacaan pertama, kita bisa belajar betapa pentingnya melakukan refleksi atas perjalanan hidup kita, dan masa Prapaskah merupakan saat yang baik. Melalui refleksi itu diharapkan kita mampu melihat kembali apa yang telah dilakukan Tuhan terhadap kita, dan sekaligus melihat apa yang telah dilakukan kita terhadap Tuhan. Dari situ kita diharapkan dapat menata kembali apa yang hendak dilakukan di masa yang akan datang, supaya hidup kita semakin setia atas kehendak dan rencana Allah, sehingga menjadi persembahan yang berkenan di hadapan Tuhan
Menjadi pribadi yang setia dan taat kepada rencana dan kehendak Allah, berarti menjadi pribadi yang mampu mengalahkan segala bujukan dan godaan setan. Untuk itu kita harus melaksanakan pesan dan teladan hidup Yesus, yang diwartakan dalam bacaan Injil hari ini. Ada tiga pesan yang disampaikan Yesus: 1) “Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk 4:4). Kita diingatkan bahwa kita hidup bukan dari hal-hal yang duniawi belaka, melainkan juga dari firman Allah yang menjadikan kita anak-anakNya. Seperti ditegaskan oleh St. Paulus bahwa “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” (Rm 10:8). Karena itu merenungkan dan memaknai firman Allah dalam kehidupan konkrit sehari-hari, itu merupakan santapan hidup kita. Bagaimanakah kenyataannya, apakah kita setia membaca, mendengarkan, merenungkan dan menerapkan pesan-pesan firman Tuhan? 2) “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Luk 4:8). Pesan Yesus ini mau menegaskan kepada kita, bahwa dalam keadaan susah atau senang, kita diajak untuk hanya menyembah dan berbakti kepada Allah saja. Kita diingatkan dalam keadaan apapun kita hanya boleh bersandar dan mengandalkan Allah saja. 3) “Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Luk 4:12). Mencobai Tuhan mengandung arti menuntut bukti konkrit dari Tuhan dengan memaksakan kehendak pada Tuhan, supaya Tuhan memenuhi keinginan kita. Ini bukanlah sikap orang beriman, melainkan sikap orang yang meragukan keberadaan Tuhan. Sikap seperti itu biasanya terjadi ketika kita menghadapi kesulitan yang sangat berat. Oleh karena itu dalam siatuasi terburuk sekalipun, mari kita belajar untuk makin memperkuat kepercayaan kepada Tuhan, agar terhindar dari mencobai Tuhan, dan belajarlah untuk selalu bersyukur kepada Tuhan dalam segala keadaan. Semoga….!!!