Alfonsus Toribio dikenal sebagai seorang awam Katolik yang saleh, jujur, dan bijaksana. Di Granada Spanyol, ia menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung dan Mahaguru di bidang hukum. Kisah tentang pengangkatannya sebagai Uskup Agung kota Lima, Peru, sungguh menarik. Kehidupan imamat tidak menarik hatinya selama ia giat dalam dinas kenegaraan dan kegiatan lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana khusus atas dirinya di luar kehendaknya sendiri.
Sepeninggal Uskup Agung Lima pada tahun 1850, tahkta keuskupan mengalami kekosongan. Suasana kota menjadi semakin buruk terutama di kalangan angkatan bersenjata. Hal ini sungguh memalukan raja Philip yang saleh dan taat beragama. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini ialah memilih seorang Uskup Agung yang berwibawa, saleh, jujur, pintar, dan berpengaruh di masyarakat, terutama di kalangan pembesar dan angkatan bersenjata.
Orang yang cocok untuk jabatan Uskup Agung ini ialah Alfonsus Toribio. Semula penunjukkan atas dirinya sebagai Uskup Agung ditolaknya dengan keras mengingat statusnya sebagai seorang awam. Namun atas desakan raja dan semua rakyat, Alfonsus tergerak juga untuk menerima penunjukkan ini. Ia sadar bahwa penunjukkan itu adalah kehendak Allah. Ia lalu di tabhiskan menjadi Uskup Agung pada tahun 1581.
Dari Spanyol, ia berlayar ke Peru, sebuah negeri yang bergunung-gunung di pantai lautan Pasifik. Tindakan pertama yang ditempuhnya ialah mengunjungi semua wilayah paroki dalam keuskupannya hingga ke pelosok- pelosok. Kadang- kadang ia berjalan kaki, menuruni gunung dan bukit guna menyaksikan kehidupan umatnya.
Ia melihat banyak hal selama kunjungan-kunjungannya. Orang Spanyol terutama tentara-tentara, dikenal berwatak bejat. Orang Indian dikenal bodoh; sedangkan imamnya malas dan mempunyai banyak isteri. Hal ini menggerakkan dia untuk segera mengadakan pembaharuan total dalam keuskupannya.
Terhadap orang Spanyol yang bejat moralnya, ia tidak segan-segan menjatuhkan hukuman yang setimpal. Untuk orang Indian yang bodoh, ia berusaha mendirikan sekolah- sekolah. Untuk mendapatkan tenaga-tenaga Imam bagi pelayanan umat, ia mendirikan sebuah seminari, yang dikenal sebagai seminari pertama di Amerika. Para imam dibinanya agar kembali sadar akan keluhuran panggilannya dan tugasnya sebagai pelayan umat.
Toribio dengan tekun mempelajari bahasa daerah dan adat istiadat setempat. Orang Indian yang masih terbelakang mendapat perhatian yang khusus. Ia membela mereka dari segala tindak jahat orang Spanyol. Usahanya untuk memperbaharui kehidupan iman umat sangat berhasil. Ia dibantu oleh rekannya Santo Fransiskus Solanus.
Selama 25 tahun memimpin gereja Peru sebagai uskup Agung, Toribio berhasil menghantar kembali orang-orang Spanyol kepada tata cara hidup Kristiani. Demikian juga orang-orang Indian. Ia meninggal tahun 1606.
http://www.imankatolik.or.id/kalender/23Mar.html